PJJ PEMBELAJARAN AKTIF - STRATEGI DAN PROYEK PEMBELAJARAN AKTIF
Ditulis pada: October 09, 2020
Pembelajaran aktif bekerja pada berbagai tingkat di kelas, menantang siswa belajar lebih cerdas. Pada tingkat pertama, guru mem kan penggunaan taktik pengajaran secara expensive dan tertatih, yang terbukti telah memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa.
Tik tersebut sebagian besar ada dalam strategi paling efektif meta- study (Mozarno et Al., 2001) memberikan siswa kesempatan yang seimbang untuk melibatkan pikirannya secara teratur selama berada di kelas dan di sekolah.
Mereka harus menggunakan otaknya. Semakin sering siswa menggunakan otaknya, semakin kompleks simpul simpul yang terjadi di dalam otak. Semakin kompleks simple simple otak yang terbentuk, semakin banyak data yang dapat disimpan dan diingat kembali saat diperlukan.
Demikian simpul otak ini memperkaya gudang penyimpanan ilmu yang dimiliki siswa. Taktik pengajaran seperti pengelompokan atau penggunaan grafik penyusun (jaringan, peta konsep, tabel t dan sebagainya) atau alat bantu pengajaran bersifat kooperatif/ kerjasama (pikir - pasang - bagi, peran, penunjuk arah, dan sebagainya) termasuk dalam kategori riset yang disebut strategi (bentuk tanpa tampilan, belajar bekerja sama, melontarkan pertanyaan dan sebagainya).
Bila diseleksi dengan cermat dan diintegrasikan dengan pelajaran dan tugas-tugas yang sulit, taktik ini akan meningkatkan kecerdasan multiple Gardner (visual/ spasial, interpersonal, verbal/ linguistik, dan seterusnya) dan kriteria Feuerstein mengenai mediasi untuk pembelajaran efektif (pemberian makna, pengaturan, sikap serta tingkah laku, dan seterusnya).
Penggunaan taktik pengajaran melibatkan pikiran siswa dan memungkinkan mereka mengubah apa yang mereka pelajari dari hal pasif menjadi hal aktif, dimana siswa bertindak sebagai penghasil ilmu pengetahuan.
Saat siswa menghubungkan bermacam-macam taktik dalam belajar, guru memperluas kesempatan siswa untuk meningkatkan prestasi dan mengembangkan kebiasaan belajar dalam jangka panjang.
Dengan taktik pengajaran, guru dapat merencanakan bagian-bagian tugas ataupun pelajaran secara keseluruhan untuk mengembangkan kecerdasan tertentu sekaligus meningkatkan kecerdasan lainnya.
Sebagai contoh, guru yang tertarik pada kecerdasan kinestetik/tubuh dapat memilih kegiatan-kegiatan bersifat Kinestetik/tubuh seperti putaran/ korsel, diagram tubuh, dan empat sudut yang memerlukan pergerakan badan saat memberikan pelajaran ilmu sosial tentang pergerakan ke arah barat (westward movement - invasi bangsa kulit putih amerika ke daerah barat pada awal kedatangan mereka di benua amerika bagian utara).
Dengan menggunakan taktik seperti pikir- pasang - bagi, lingkaran round robin, pencatatan dan jaringan pertanyaan, guru memperkaya pengajaran meningkatkan keterlibatan, dan membuka murid terhadap perkembangan kecerdasan lainnya seperti kecerdasan verbal/ linguistik atau kecerdasan visual/ spasial.
Pada tingkat yang lebih kompleks, guru pembelajaran aktif menyusul cara mengajar yang mengharuskan siswa menggunakan keterampilan tangannya. Siswa kelas 1 akan menemukan berbagai pola (visual/ spasial) dengan menyusun bentuk rumah sederhana menggunakan balok berwarna.
Siswa sekolah menengah dapat mempelajari gaya apung benda (naturalis) dengan memasukkan labu, jeruk dan biji pinus ke dalam bak air. Siswa tingkat 8 (setara kelas 2 smp) dapat belajar ilmu hukum dengan membuat simulasi persidangan (verbal/ linguistik), siswa sekolah menengah atas dapat mempelajari materi geometri tentang jari-jari dan keliling lingkaran dengan menggunakan tali meteran dan piringan dari kertas berbagai ukuran (logika/ matematika) atau memanfaatkan kecerdasan visual/ spasial yang mereka miliki, pelajari penggunaan siku-siku dalam pembuatan gedung-gedung bertingkat.
Pada setiap pelajaran, guru harus menggunakan taktik yang mampu menghimpun effect effect pembelajaran. Sebagai contoh, pada pelajaran geometri guru dapat menggunakan alat bantu lanjutan seperti grafik TIP untuk membantu siswa mengingat ilmu yang telah didapat sebelumnya (lihat aktivitas 54: Tabel TIP- tinjauan terhadap ilmu sebelumnya) atau menggunakan kelompok kerjasama untuk membantu siswa mengumpulkan informasi dan membuat acuan (matriks) untuk memaknai informasi yang didapatkan.
Menggunakan kalimat ungkapan (aktivitas 9), mendorong siswanya untuk membuat jurnal harian (aktivitas 153) yang mencatat apa saja yang telah dipelajari dan membuat ringkasan serta kesimpulan (aktivitas 61). Untuk mendorong siswa agar menerapkan materi pelajaran geometri, guru dapat menugaskan mereka membuat poster (aktivitas 61) yang mampu menunjukan pemahaman terbaik siswa terhadap pelajaran yang didapat.
Tik tersebut sebagian besar ada dalam strategi paling efektif meta- study (Mozarno et Al., 2001) memberikan siswa kesempatan yang seimbang untuk melibatkan pikirannya secara teratur selama berada di kelas dan di sekolah.
Mereka harus menggunakan otaknya. Semakin sering siswa menggunakan otaknya, semakin kompleks simpul simpul yang terjadi di dalam otak. Semakin kompleks simple simple otak yang terbentuk, semakin banyak data yang dapat disimpan dan diingat kembali saat diperlukan.
Demikian simpul otak ini memperkaya gudang penyimpanan ilmu yang dimiliki siswa. Taktik pengajaran seperti pengelompokan atau penggunaan grafik penyusun (jaringan, peta konsep, tabel t dan sebagainya) atau alat bantu pengajaran bersifat kooperatif/ kerjasama (pikir - pasang - bagi, peran, penunjuk arah, dan sebagainya) termasuk dalam kategori riset yang disebut strategi (bentuk tanpa tampilan, belajar bekerja sama, melontarkan pertanyaan dan sebagainya).
Bila diseleksi dengan cermat dan diintegrasikan dengan pelajaran dan tugas-tugas yang sulit, taktik ini akan meningkatkan kecerdasan multiple Gardner (visual/ spasial, interpersonal, verbal/ linguistik, dan seterusnya) dan kriteria Feuerstein mengenai mediasi untuk pembelajaran efektif (pemberian makna, pengaturan, sikap serta tingkah laku, dan seterusnya).
Penggunaan taktik pengajaran melibatkan pikiran siswa dan memungkinkan mereka mengubah apa yang mereka pelajari dari hal pasif menjadi hal aktif, dimana siswa bertindak sebagai penghasil ilmu pengetahuan.
Saat siswa menghubungkan bermacam-macam taktik dalam belajar, guru memperluas kesempatan siswa untuk meningkatkan prestasi dan mengembangkan kebiasaan belajar dalam jangka panjang.
Dengan taktik pengajaran, guru dapat merencanakan bagian-bagian tugas ataupun pelajaran secara keseluruhan untuk mengembangkan kecerdasan tertentu sekaligus meningkatkan kecerdasan lainnya.
Sebagai contoh, guru yang tertarik pada kecerdasan kinestetik/tubuh dapat memilih kegiatan-kegiatan bersifat Kinestetik/tubuh seperti putaran/ korsel, diagram tubuh, dan empat sudut yang memerlukan pergerakan badan saat memberikan pelajaran ilmu sosial tentang pergerakan ke arah barat (westward movement - invasi bangsa kulit putih amerika ke daerah barat pada awal kedatangan mereka di benua amerika bagian utara).
Dengan menggunakan taktik seperti pikir- pasang - bagi, lingkaran round robin, pencatatan dan jaringan pertanyaan, guru memperkaya pengajaran meningkatkan keterlibatan, dan membuka murid terhadap perkembangan kecerdasan lainnya seperti kecerdasan verbal/ linguistik atau kecerdasan visual/ spasial.
Pada tingkat yang lebih kompleks, guru pembelajaran aktif menyusul cara mengajar yang mengharuskan siswa menggunakan keterampilan tangannya. Siswa kelas 1 akan menemukan berbagai pola (visual/ spasial) dengan menyusun bentuk rumah sederhana menggunakan balok berwarna.
Siswa sekolah menengah dapat mempelajari gaya apung benda (naturalis) dengan memasukkan labu, jeruk dan biji pinus ke dalam bak air. Siswa tingkat 8 (setara kelas 2 smp) dapat belajar ilmu hukum dengan membuat simulasi persidangan (verbal/ linguistik), siswa sekolah menengah atas dapat mempelajari materi geometri tentang jari-jari dan keliling lingkaran dengan menggunakan tali meteran dan piringan dari kertas berbagai ukuran (logika/ matematika) atau memanfaatkan kecerdasan visual/ spasial yang mereka miliki, pelajari penggunaan siku-siku dalam pembuatan gedung-gedung bertingkat.
Pada setiap pelajaran, guru harus menggunakan taktik yang mampu menghimpun effect effect pembelajaran. Sebagai contoh, pada pelajaran geometri guru dapat menggunakan alat bantu lanjutan seperti grafik TIP untuk membantu siswa mengingat ilmu yang telah didapat sebelumnya (lihat aktivitas 54: Tabel TIP- tinjauan terhadap ilmu sebelumnya) atau menggunakan kelompok kerjasama untuk membantu siswa mengumpulkan informasi dan membuat acuan (matriks) untuk memaknai informasi yang didapatkan.
Menggunakan kalimat ungkapan (aktivitas 9), mendorong siswanya untuk membuat jurnal harian (aktivitas 153) yang mencatat apa saja yang telah dipelajari dan membuat ringkasan serta kesimpulan (aktivitas 61). Untuk mendorong siswa agar menerapkan materi pelajaran geometri, guru dapat menugaskan mereka membuat poster (aktivitas 61) yang mampu menunjukan pemahaman terbaik siswa terhadap pelajaran yang didapat.