Visi Impian untuk Perubahan Pendidikan Masa Depan
Ditulis pada: June 22, 2021
Diterbitkan : 13 Juni 2021 19:23
Sumber : Modul 1 PGP dan Pemikiran Penulis
Penulis : Anton Setiawan
Jenis Kontributor : PPG
Aksi Nyata Modul 1.3 Program Guru Penggerak
Oleh:
Anton Setiawan, S.S., M.Pd – CGP Angkatan 2 Surabaya
Latar Belakang
Visi sekolah bukanlah sesuatu yang kekal. Idealnya, visi ini harus sangat berkala. Direktur dapat memulai perwakilan dari partisipasi pemegang sekolah untuk merumuskan tinjauan visi sekolah sesuai dengan waktu. Namun, visi ini tidak ditinjau secara berkala, meskipun sebenarnya ada sedikit visi sesuai dengan zaman.
Selain itu, keberadaan visi juga hanya hiasan di depan sekolah. Pertanyaannya adalah, semua warga sekolah tahu, hafal dan pahami visi itu? Bagaimana kita bisa mencapai penglihatan jika kita tidak tahu tujuan yang akan kita capai? Pada akhirnya, tidak semua pihak yang berkepentingan berkaitan dengan pengembangan sekolah.
Aksi Nyata ini juga dilatar belakangi pengalaman dan perasaan penulis yang pernah mengajar di beberapa sekolah sebelumnya saat masih berstatus Guru Tidak Tetap (GTT). Dari 13 sekolah yang pernah menjadi tempat mengajar penulis, hanya satu sekolah yang secara nyata menyusun visi sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan komite sekolah meskipun hanya perwakilan. Visi yang dihasilkan benar-benar menjadi produk bersama untuk tujuan bersama.
Setelah terbentuk visi, langkah pertama sekolah ini adalah mewajibkan semua warga sekolah untuk menghafalkan visi itu. Siswa menghafal visi dengan menyebutkannya secara bersamaan setelah doa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di awal pembelajaran. Nah, kalau sudah hafal, selanjutnya baru menyusun strategi untuk implementasi dan refleksi. Sebuah praktik baik yang perlu ditiru.
Tujuan
Terkait dengan perumusan visi dalam modul 1.3 Program Guru Penggerak, penulis yang juga Calon Guru Penggerak Angkatan 2 Surabaya ini berusaha merumuskan visi sekolah impian: “Unggul dalam Pelayanan Pendidikan, Berbudaya Positif, serta Dinamis Seiring Perkembangan Zaman.” Visi ini dikaitkan dengan materi Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara di Modul 1.1, Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak di modul 1.2 serta Paradigma dan Visi Guru Penggerak di modul 1.3.Penyusunan visi sekolah impian ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada warga sekolah bahwa sebenarnya visi bisa di revisi. Selain itu, warga sekolah juga dilibatkan untuk memberi masukan terhadap visi yang sudah ada dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kesesuaian perkembangan zaman. Jadi secara tersirat kegiatan ini memberikan gambaran bahwa penyusunan visi sekolah dapat dilakukan bersama dengan mengakomodir pendapat pemangku kepentingan sekolah.
Secara teknis visi yang sudah terbentuk di share ke publik untuk mendapatkan umpan balik. Responden yang dituju adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SMP Negeri 26 Surabaya serta sekolah lain di Surabaya. Kuesioner bersifat tertutup dan tidak menyertakan identitas responden untuk menjaga obyektifitas respon yang masuk. Pertanyaan kuesioner berisi tentang bagaimana pendapat responden terhadap visi yang sudah ada (Sangat bagus, bagus, cukup bagus, dan kurang bagus), apa alasan memilih jawaban di atas, serta apa saran responden untuk penyempurnaan visi. Tampilan kuesioner ini dapat diamati pada gambar berikut ini:
Namun demikian, beberapa responden memberikan saran dan kritik membangun untuk penyempurnaan visi yang ditawarkan. Beberapa responden juga mengingatkan jangan sampai visinya bagus namun tidak terlihat nyata dalam penerapannya. Saran ini menjadi catatan penting bagi stake holder sekolah dalam menjalankan visi sekolah yang telah disusun bersama. Jangan sampai visi impian hanya menjadi angan-angan tanpa kenyataan. Gambaran saran tentang implementasi visi ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Secara teknis visi yang sudah terbentuk di share ke publik untuk mendapatkan umpan balik. Responden yang dituju adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SMP Negeri 26 Surabaya serta sekolah lain di Surabaya. Kuesioner bersifat tertutup dan tidak menyertakan identitas responden untuk menjaga obyektifitas respon yang masuk. Pertanyaan kuesioner berisi tentang bagaimana pendapat responden terhadap visi yang sudah ada (Sangat bagus, bagus, cukup bagus, dan kurang bagus), apa alasan memilih jawaban di atas, serta apa saran responden untuk penyempurnaan visi. Tampilan kuesioner ini dapat diamati pada gambar berikut ini:
Tolok Ukur Keberhasilan
Setelah kuesioner dibagikan ke publik, penulis melihat respon yang masuk. Dari respon yang ada terlihat bahwa sebanyak 83 persen responden menilai visi tersebut sudah sangat baik, 12,8 persen responden menjawab baik, dan sisanya menjawab cukup baik. Alhamdulillah tidak ada responden yang menilai visi yang disampaikan kurang baik. Sampai dengan artikel ini ditulis, kuesioner masih membuka respon yang masuk. Berikut prosentase hasil respon yang sudah masuk:Namun demikian, beberapa responden memberikan saran dan kritik membangun untuk penyempurnaan visi yang ditawarkan. Beberapa responden juga mengingatkan jangan sampai visinya bagus namun tidak terlihat nyata dalam penerapannya. Saran ini menjadi catatan penting bagi stake holder sekolah dalam menjalankan visi sekolah yang telah disusun bersama. Jangan sampai visi impian hanya menjadi angan-angan tanpa kenyataan. Gambaran saran tentang implementasi visi ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Dengan demikian, artikel tentang tindakan nyata dari visi guru mengemudi. Semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk penulis. Namun, visi harus disempurnakan seiring waktu. Selain itu, persiapan visi juga harus melibatkan pemangku kepentingan sekolah untuk beradaptasi dengan pendapat dan saran untuk penduduk sekolah. Kami berharap bahwa visi yang telah dikompilasi di setiap sekolah benar-benar dikonversi menjadi visi mimpi untuk perubahan pendidikan di masa depan.
Penulis adalah seorang guru di Surabaya 26 sekolah menengah publik, yang masih dalam proses belajar dari berbagai sumber. Belajar sepanjang hidup. Penulis juga melanjutkan ke pendidikan kelompok generasi ke-2. Semoga pekerjaan, energi, dan pikiran ini masih bisa bermanfaat bagi orang lain.