Menerapkan Aturan dan Cara Pemberian Ukuran Pengerjaan Gambar Konstruksi
Ditulis pada: April 05, 2022
Menerapkan aturan-aturan dan Cara-Cara Pemberian Ukuran Pengerjaan Gambar konstruksi - Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat memberikan ukuran untuk pengerjaan gambar konstruksi dengan benar
Gambar sebuah Pemegang Alat Pembuat Ulir (Handle Tap)
6.1 Handle Tap |
Gambar Teknik adalah bahasa yang digunakan dalam dunia teknik. Dengan gambar, seseorang akan lebih cepat menangkap maksud orang lain dibandingkan dengan kata-kata. Pada gambar 6.1 diperlihatkan sebuah benda lengkap dengan ukuran dan tanda atau simbol yang lain.
Menerapkan Aturan dan Cara Pemberian Ukuran Pengerjaan Gambar Konstruksi
Ukuran, tanda atau simbol tersebut sangatlah penting artinya dalam proses pembuatan maupun perakitan benda tersebut dengan komponen pasangannya, sehingga akan diperoleh sebuah benda yang sesuai dengan tuntutan teknis benda tersebut. Salah satu bagian penting dari gambar adalah pemberian ukuran / dimensioning.
Maka untuk lebih memudahkan komunikasi setiap pihak yang menggunakan gambar untuk mengerjakan sebuah produk, diperlukan standarisasi dalam pemberian ukuran dari gambar. Hal tersebut penting karena dengan pemberian ukuran yang berbeda maka ada kemungkinan perbedaan perlakuan benda kerja.
Misal : Pengambilan referensi ukuran akan berdampak pada urutan proses pengerjaan di mesin. Hal ini akan berakibat tidak tercapainya tuntutan teknis yang diharapkan oleh juru gambarnya.
A. Prinsip Umum
Pada umumnya gambar berisi ukuran jadi. Bila produk-produk yang digambarkan merupakan bagian – bagian yang akan dikerjakan lagi, maka ukuran yang tercantum di dalam gambar berlaku sebagai ukuran jadi. Oleh karena itu, dalam memberikan ukuran dalam gambar, prinsip yang harus ditaati adalah :
- Ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi
- Ukuran hanya boleh ditulis satu kali pada gambar, dan diletakkan pada pandangan yang paling menjelaskan bentuk benda kerja.
- Memiliki satuan ukuran yang sama dan standar (mm/inchi), sehingga satuan ini tidak perlu ditulis. Apabila ada satuan lain yang berbeda maka perlu diberi keterangan yang jelas, dan harus dituliskan.
- Seperti terlihat dalam Gambar 6.2, ukuran yang dicantumkan dalam gambar disesuaikan dengan tuntutan industri. Ukuran yang dibutuhkan industri dikategorikan sbb :
6.2 Pemberian Ukuran dalam Konstruksi Bolt & Nut |
Ukuran Fungsional (F) Ukuran fungsional memiliki ciri-ciri sbb :
- Menentukan bentuk, besar dan posisi bagian-bagian yang diperlukan untuk fungsi sebuah benda dan atau benda rakitan. Hal ini karena pada Ukuran Fungsional berpasangan dengan benda lain.
- Harus selalu ada karena memiliki pasangan khusus.
- Harus selalu dicantumkan meskipun tidak diperlukan dalam proses pengerjaan atau pengujian.
- Ketelitian ukuran ini ditentukan oleh tuntutan teknis dengan pasangannya. Ukuran ini menggunakan toleransi khusus atau bahkan menggunakan toleransi ISO.
Ukuran Non Fungsional (NF) Ukuran nonfungsional memiliki ciri-ciri sbb :
- Menentukkan bentuk, besar dan posisi bagian-bagian yang diperlukan tapi bukan untuk fungsi sebuah benda dan atau benda rakitannya.
- Tidak memiliki pasangan.
- Ketelitian ukuran ini disesuaikan dengan proses pengerjaan dan pengujian, biasanya menggunakan toleransi umum.
- Ukuran non fungsional harus ada selama tidak ada bagian yang berpasangan. Tetapi tidak mutlak jika bersebelahan dengan ukuran fungsional, dan sifatnya membantu proses pengerjaan dan pengujian.
- Harus dipilih dan dicantumkan dengan cara yang paling berguna untuk pengerjaan dan pengujiannya. Ukuran Pembantu (P)
Ukuran pembantu memiliki ciri-ciri sbb :
- Ukuran ini tidak harus ada.
- Digunakan untuk menghindari kerja hitungan, karena melengkapi ukuranukuran fungsional dan ukuran-ukuran nonfungsional.
- Karena sifatnya tambahan maka ukuran pembantu harus ditulis dalam kurung. Ukuran tambahan tidak mengikuti peraturan-peraturan toleransi, baik toleransi umum maupun khusus.
B. Aturan Pemberian Ukuran
1. Pengaturan bilangan ukuran yaitu mudah dibaca dari bawah atau dari kanan (gb 6.3)
6.3. Arah membaca ukuran |
2. Bila mungkin, garis ukuran dan garis bantu ukuran tidak memotong garis-garis lain (gb 6.4)
Gambar 6.4 Penempatan garis ukuran |
3. Garis ukuran ditarik paralel dengan ukuran yang bersangkutan (gb 6.5)
6.5 Garis ukuran |
4. Pada umumnya garis-garis ukuran ditempatkan di luar gambar, namun bilamana lebih jelas dan memungkinkan, maka diperbolehkan ditempatkan didalam gambar (gb 6.6)
6.6 Posisi garis ukuran bila ditarik keluar |
5. Garis-garis bantu ukuran diperpanjang sedikit melewati garis ukuran (+ 2 mm) dan digambarkan tegak lurus pada ukuran ybs (gb 6.6)
6. Garis sumbu dan garis sisi keliling boleh berfungsi sebagai garis pembantu ukuran, tetapi tidak sebagai garis ukuran (gb 6.6)
7. Garis-garis bantu ukuran kalau diperlukan dapat ditarik keluar, miring terhadap ukuran yang bersangkutan tetapi tetap miring sejajar (gb 6.7)
6.7 Pemberian ukuran menggunakan garis yang diperpanjang |
8. Garis-garis pembantu ukuran dan garis konstruksi yang saling berpotongan, diperpanjang melewati titik potongnya (gb 6.8)
Gambar 6.8 Penggunaan garis bantu dalam ukuran |
6.9 Pemendekan garis ukuran |
10. Pada pandangan dan potongan sebagian dari benda simetrik, garis ukuran diperpanjang sedikit melewati sumbu simetrik (gb 6.10)
Gambar 6.10 Garis ukuran pada pandangan dan potongan sebagian |
15. Garis-garis petunjuk dibatasi dengan sebuah titik, apabila garis-garis tersebut menunjuk pada sebuah permukaan dan dibatasi dengan sebuah panah apabila menunjuk sebah garis (Gb. 6.16)
Gambar 6.16 Garis petunjuk |
16. Garis-garis ukuran dibatasi dengan anak-anak panah pada ujung-ujungnya (gb. 6.17)
Gambar 6.17 Besar panah |
17. Besarnya ukuran panah harus sesuai dengan tebal garis standar (gb 6.17)
18. Apabila di dalam garis pembantu ukuran kekurangan tempat, maka panah ukuran boleh dipasang di luar atau dua panah yang saling berlawanan dapat digantikan oleh sebuah strip miring (gb 6.18)
6.18 Posisi panah |
C. Cara Penulisan Pemberian Ukuran.
Besarnya bilangan dan huruf sebaiknya dipilih jenis huruf yang mudah dibaca, selain itu di dalam gambar yang sama sebaiknya tulisan yang digunakan berukuran sama besarnya. Hal-hal dibawah ini adalah tata cara penulisan bilangan dalam memberikan ukuran pada gambar :
6.19 Ukuran linier |
1. Bilangan, simbol dan huruf harus dituliskan di tengah garis ukuran dan didalam celahnya (kecuali pada sudut yang kecil)
2. Garis ukuran radius dan diameter jangan digambarkan pada area yang diarsir (gb 6.19)
3. Apabila penulisan ukuran di dalam bagian yang diarsir tidak dapat dihindari, maka penulisan tersebut harus dibaca dari sebelah kiri (gb 6.19)
4. Bilngan-bilangan 6, 9, 66, 68, 86, 89, 96 dan 99 untuk menghindari kekeliruan diikuti dengan sebuah titik (gb 6.19)
5. Bilangan dan bilangan dengan simbol yang mengikat, misalnya Ø50-H7, tidak diperbolehkan dipindah atau mengenai garis.
6. Harus dapat dibaca dari sisi bawah atau dari sisi kanan gambar. Ukuran linier menurut gb 6.19, sedangkan ukuran sudut menurut gb. 6.20 dan gb. 6.21
7. Agar garis-garis sumbu tidak terputus, sejauh tempat masih memungkinkan, bilangan ukuran harus dapat ditulis di samping garis sumbu (gb. 6.20 dan gb. 6.21)
6.20 Sudut |
8. Apabila terdapat kesulitan tempat di atas perpanjangan garis ukuran, sebaiknya mengambil tempat di luar panah dan di sebelah kanan (gb. 6.22)
6.21 Sudut |
9. Bilangan ukuran dari bagian yang tidak digambar menurut skala, pada pengecualian harus digaris bawahi, sejauh bagian ini tidak digambarkan terpotong (gb 6.22)
6.22. Ukuran yang tidak berskala |
10. Simbol-simbol berikut harus dipasang di depan bilangan ukuran
a. Ø untuk sebuah diameter (gb. 6.22)
b. R untuk sebuah radius (gb. 6.23)
Gambar 6.23 Radius |
c. untuk sebuah segi empat (gb. 6.22)
Gambar 6.24 Bola |
Apabila dari bentuk gambar sudah jelas bahwa ukuran menunjukkan diameter atau segi empat, simbol tidak perlu digunakan.
11. Kata “bola” harus dituliskan di depan tanda R atau diameter dari sebuah perukaan bola (gb 6.24)
12. Untuk menghindari pengulangan ukuran-ukuran yang sama atau garis petunjuk yang panjang, maka untuk menggantikan bilangan ukuran daat digunakan huruf yang nilainya dapat dicantumkan dalam daftar (gb. 6.25).
Gambar 6.25 Pengulangan Ukuran |
13. Apabila sebuah bagian benda kerja dituntut sebuah proses pengerjaan khusus, daerah tersebut harus ditandai dengan sebuah garis bertitik tebal. Garis ini harus parael dengan permukaan yang ada di dekatnya. Jika proses pengerjaan ini digunakan untuk benda bulatan, maka garis bertitik hanya digambar satu sisi (gb 6.26).
Gambar 6.26 Pengerjaan Khusus |
14. Posisi dan luas daerah dari proses pengerjaan khusus diberi ukuran tambahan (gb 6.26)
15. Apabila posisi dan luas daerah yang harus dikerjakan secara khusus sudah jelas dengan sendirinya, maka tidak perlu diberi ukuran khusus (gb. 6.27)
Gambar 6.27 Pengerjaan Khusus |
D. Pembuatan Gambar Kerja
Selain tetap harus mematuhi aturan pada poin A dan B, dalam memberikan ukuran, juru gambar harus memahami proses pembuatan benda kerja di Workshop. Oleh karena itu pemberian ukuran bertujuan menuntun operator pemesinan dalam mengerjakan benda kerja. Maka dalam membuat gambar kerja, juru gambar harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Jenis ukuran
a. Ukuran Berantai :
Sebaiknya hanya dipergunakan bila penjumlahan masing-masing penyimpangan tidak merugikan fungsi benda itu (gb 6.28)
Gambar 6.28 Ukuran Berantai |
b. Ukuran Sejajar :
Diutamakan bila ukuran-ukuran yang terletak pada arah yang terletak pada arah yang sama mempunyai referensi yang sama. (gb 6.29 dan gb 6.30)
6.29 Ukuran Sejajar |
c. Ukuran kombinasi :
Jenis ini sangat sering dipakai dalam praktik (gb 6.30 & 6.31)
6.30 Ukuran Kombinasi |
d. Ukuran berurutan : Dapat dipergunakan aabila tidak ada kemungkinan pertukaran ukuran. Basis referensi ditandai dengan sebuah titik dan dengan angka nol. Bilangan ukuran yang bersangkutan dituliskan setinggi garis pembantu dengan ukuran yang sesuai. (gb. 6.32)
6.31 Ukuran Berurutan |
e. Ukuran koordinat : bermanaat untuk proses pengerjaan lubang dengan variasi jarak (gb. 6.33). agar mudah dimengerti, koordinat-koordinat dapat dicantumkan bersama dengan data-data lain, misal : diameter lubang-lubang, dalam suatu tabel (gb 6.34)
Gambar 6.32 Ukuran berurutan |
Gambar 6.33 Ukuran berurutan |
Gambar 6.34 Ukuran Koordinat |
f. Ukuran jarak dalam dan luar dipisahkan seperti gb 6.35
Gambar 6.35 Jarak ukuran dalam dan luar |
2. Pemberian ukuran untuk pembuatan gambar kerja dengan benda kerja bentuk miring dan menyudut
Gambar 6.36 pemberian ukuran untuk benda kerja dengan sudut bukan 45° atau 90° |
Gambar 6.37 pemberian ukuran untuk benda kerja dengan sudut 45° atau 90° |
3. Pemberian ukuran untuk pembuatan gambar kerja dengan ukuran yang dapat dibagi.
Gambar 6.38 pemberian ukuran linier untuk benda kerja dengan ukuran yang dapat dibagi |
Pembagian lingkaran dengan pengulangan dapat dibuat sbb :
Gambar 6.39 pemberian ukuran untuk lubang dalam jarak tertentu |
Gambar 6.40 pemberian ukuran untuk lubang dengan pengulangan |
Gambar 6.41 pemberian ukuran untuk lubang ulir dengan pengulangan |
Gambar 6.42 pemberian ukuran linier untuk jumlah lubang yang sama, jumlah lubang dapat dicantumkan |
Gambar 6.43 jumlah lubang dapat dicantumkan pada bentuk lingkaran |
6.44 pemberian ukuran dengan referensi bebas |
- Apabila jumlah pembagian lingkaran sudah tampak jelas, ukuran atau jumlahnya dapat dihapuskan.
4. Contoh pemberian ukuran menurut pandangan fungsional yang berbeda
a. Ketepatan jarak dari sebuah garis tengah atau dari sebuah sisi tertentu, adalah tidak penting dan kemampuan tukar tidak diperlukan (gb. 6.44)
Gambar 6.44 pemberian ukuran dengan referensi bebas
(Sumber: Gambar Tehnik, ATMI Press)
b. Jarak-jarak dan lubang-lubang harus tepat dari sisi atas dan sisi kanan
(gb 6.45)
6.45 pemberian ukuran dengan referensi tertentu |
c. Jarak-jarak dan lubang-lubang harus tepat dari kedua garis sumbu lubang Ø14 (gb. 6.46)
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
1. Perhatikan gambar pelat yang dilengkapi pemberian ukuran berikut ini, berdasarkan aturan yang berlaku, berikanlah koreksinya, berilah tanda silang untuk bagian yang salah seperti contoh yang ditunjukkan!
2. Perhatikan gambar pelat di bawah ini, berdasarkan aturan yang berlaku, tentukan skala dan buatlah pemberian ukuran sesuai dengan aturan!
Kunci Jawaban :
CONTOH SOAL
Soal :
1. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (1 kotak=5mm)
2. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (1 kotak=5mm)!
Kunci Jawaban:
1.
2.
RANGKUMAN
- Pemberian ukuran adalah salah satu standarisasi/normalisasi gambar
- Ukuran yang dibutuhkan industri dikategorikan sbb :
- Ukuran Fungsional
- Ukuran Non Fungsional
- Ukuran Tambahan / Ukuran Pembantu
- Terdapat aturan-aturan yang harus ditaati dalam menentukan pemberian ukuran, untuk selanjutnya ditulis dalam gambar kerja.
- Dibutuhkan pengetahuan dalam menentukan urutan proses pemesinan, sehingga dapat menentukan pemberian ukuran.
- Pemberian ukuran yang baik dalam gambar kerja akan membantu operator dalam menentukan proses yang paling efektif dan mengurangi kekeliruan dalam pengerjaan benda kerja.
TUGAS MANDIRI
1. Pemberian ukuran yang paling tepat berdasarkan proses kerjanya adalah ….
2. Pemberian ukuran yang paling tepat berdasarkan proses kerjanya adalah …
3. Pemberian ukuran paling tepat untuk benda plat berikut ini adalah …
4. Pemberian ukuran yang paling tepat berdasarkan proses kerjanya adalah …
PENILAIAN AKHIR BAB
Soal :
1. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (1 kotak=5mm)!
2. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (1 kotak=5mm)!
3. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (1 kotak=5mm)!
4. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (ukuran diambil dari soal)!
5. Buatlah gambar kerja lengkap dengan pemberian ukuran dari benda kerja sebagai berikut (ukuran diambil dari soal)!
Demikian materi menerapkan aturan-aturan dan cara-cara pemberian ukuran pengerjaan gambar konstruksi ini. Semoga bisa membantu.