Skip to main content

Menerapkan Cara Perawatan Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup

Mobil terbagi atas beberapa bagian besar seperti mesin, pemindah daya, roda, kelistrikan mesin dan bodi. Mesin nanti masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian lagi, seperti komponen utamanya, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem starter serta masih ada sistem pemasukan dan pengeluaran.  

Macam mesin pun nanti masih terbagi lagi menjadi beberapa klasifikasi, misalkan berdasarkan tipe langkah nya maka dibagi menjadi mesin 4 tak dan mesin 2 tak. Sedangkan bila diklasifikan berdasarkan jenis bahan bakar maka dibagi menjadi mesin bensin dan mesin diesel. 

Tapi baik itu mesin 4 tak atau 2 tak, mesin diesel atau bensin, semuanya memiliki komponen dasar yang secara garis sama. Misal, semuanya memiliki blok silinder yang didalamnya terdapat mekanisme engkol dan piston. Ada juga kepala silinder sebagai tempat busi dan ruang bakar.

I. Komponen Mesin dan Fungsinya

Mobil terbagi atas beberapa bagian besar seperti mesin, pemindah daya, roda, kelistrikan mesin dan bodi. Mesin nanti masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian lagi, seperti komponen utamanya, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem starter serta masih ada sistem pemasukan dan pengeluaran.  

Macam mesin pun nanti masih terbagi lagi menjadi beberapa klasifikasi, misalkan berdasarkan tipe langkah nya maka dibagi menjadi mesin 4 tak dan mesin 2 tak. Sedangkan bila diklasifikan berdasarkan jenis bahan bakar maka dibagi menjadi mesin bensin dan mesin diesel.  

1. Kepala Silinder

Kepala Silinder

Kepala silinder merupakan bagian mesin yang ditempatkan secara bersamaan dengan blok silinder. Pada bagian ini terdapat sebuah ruang bakar serta dudukan busi. Bukan hanya itu saja, Sobat juga akan melihat sebuah mekanisme katup.

2. Katup Hisap

Katup Hisap

Katup hisap menjadi komponen mesin mobil yang terdapat pada bagian kepala silinder. Fungi utamanya untuk  membuka saluran hisap agar proses intake udara yang dibutuhkan di dalam ruang bakar akan terpenuhi.

3. Katup Buang

Katup Buang

Kebalikan dari fungsi katup hisap, fungsi katup buang yaitu untuk membuka saluran buang. Dengan begitu gas sisa pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar akan bisa di lepaskan ke udara bebas melalui knalpot mobil.

4. Poros Nok

Poros Nok

Pada bagian ini terdapat yang namanya poros nok. Poros ini berfungsi untuk mengatur kapan katup hisap dan buang akan membuka. Proses pembukaan katup tersebut akan menfungsikan nok yang dibuat dengan memiliki sudut kemiringan tertentu.

5. Rocker Arm

Rocker Arm

Komponen berikutnya bernama rocker arm. Fungsi rocker arm sendiri menjadi tempat nok menekan batang katup buang dan hisap serta berfungsi untuk mengatur seberapa lebar celah katup.

6. Cylinder Head Cover

Cylinder Head Cover

Sesuai dengan namanya, fungsi komponen mesin mobil yang satu ini digunakan untuk menutup bagian dalam kepala silinder yang didalamnya terdisi komponen-komponen mekanisme katup.

7. Spark Plug / Busi

Busi Mobil

Mungkin bagi kita busi merupakan sebuah komponen yang tidak asing lagi, fungsi utamanya busi mobil yaitu untuk memercikan bunga api pada saat langkah pembakaran terjadi di dalam ruang bakar.

8. Intake Manifold

Intake Manifold

Fungsi komponen mesin mobil yang ada dibagian kepala silinder ini yaitu untuk menjadi saluran udara disaat akan memasuki ruang silinder. Tidak hanya itu saja, komponen intake manifold juga difungsikan untuk bisa menciptakan kevakuman didalam ruang bakar.

9. Exhaust Manifold

Exhaust Manifold

Sementara exhaust manifold memiliki fungsi sebagai saluran gas pembuangan sisa pembakaran. Gas tersebut akan melalui komponen exhaust manifold lalu akan disarlurkan melalui knalpot mobil agar keluar ke udara bebas.

10. Blok silinder

Blok Silinder

Ada banyak jenis blok silinder mesin yang ada saat ini. Tetapi dari semua jenis tersebut, fungsi utamanya tetaplah sama yaitu sebagai penopang berbagai komponen mesin lain serta menjadi tempat untuk naik dan turunnya piston.

11. Gasket

Gasket

Gasket merupakan komponen mesin silinder yang memiliki bentuk pipih dan terbuat dari bahan yang kuat. Fungsinya sebagai seal untuk merapatkan sambungan antara blok silinder dan juga kepala silinder agar pelumas yang terdapat didalamnya tidak keluar.

12. Piston

Piston Mobil
Didalam bagian blok silinder kita akan menemukan sebuah komponen mesin mobil bernama piston. Fungsi utamanya sebagai pengubah volume yang terdapat di dalam ruang silinder.

13. Ring Piston

Ring Piston

Ring piston menjadi salah satu komponen mesin mobil yang bisa dibilang cukup penting. Pasalnya fungsi ring piston sendiri untuk merapatkan piston dengan dinding blok silinder agar tidak terjadi kebocoran pada saat langkah kompresi berlangsung.

Fungsi ring piston adalah;

1) Sebagai perapat antara piston dengan dinding silinder agar tidak terjadi kebocoran gas pada saat langkah kompresi dan langkah usaha berlangsung. 

2) Mencegah oli masuk ke ruang bakar

3) Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder

4) Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder untuk membantu mendinginkan piston.

Baca lebih lanjut : Fungsi dan Kontruksi Ring Piston

Pegas piston (piston ring) terdapat dua buah macam, yaitu pegas kompresi yang biasanya jumlahnya dua buah, dan pegas oli yang jumlahnya satu dan posisinya berada di bawah pegas kompresi.

1) Pegas Kompresi 

Pegas kompresi atau ring kompresi adalah sebuah komponen yang dipasangkan pada piston dengan fungsinya sebagai perapat antara piston dengan dinding silinder, sehingga tidak terjadi kebocoran campuran bahan bakar pada saat langkah kompresi dan langkah usaha, kebocoran yang dimaksud adalah dari ruang bakar ke bak engkol.  

Pada umumnya, ring kompresi ini jumlahnya terdapat dua buah setiap pistonnya, yang paling atas di sebut dengan “Top compression ring” dan dibawahnya disebut sebagai “second compression ring”.  

2) Pegas Minyak 

Pegas minyak yang juga disebut sebagai ring oli (oil ring) berfungsi untuk membentuk lapisan oli yang tipis antara piston dengan dinding silinder, tujuannya untuk melumasi dan mencegah keausan yang berlebihan pada dinding silinder dan piston.

Selain itu juga berguna dalam mengurangi timbulnya panas akibat gesekan antara piston dan dinding silinder (kalau ada pelumasan kan, panas dapat diminimalisir). Pegas minyak terdapat dua macam, yaitu tipe integral dan tipe three piece.

14. Push Rod / Batang Penggerak

Push Rod Katup

Sesuai dengan namanya, batang pernggerak merupakan komponen mesin mobil yang memiliki fungsi sebagai penghubung antara piston dengan poros engkol.

15. Crankshaft / Poros Engkol

Poros Engkol

Sementara poros engkol, menjadi bagian atau komponen yang akan digunakan untuk mengubah energi naik dan turunnya piston menjadi sebuah gerak putar.

16. Carter/Oil Pan

Panci Oli
Carter atau Oil PanMerupakan komponen penampung oli mesin sebagai pelumas seluruh komponen mesin agar tidak keluar dari dalam mesin.

17. Drain Plug

Drain Plug

Kemudian didalam bagian blok silinder juga terdapat komponen bernama drain plug. Dimana fungsi utama dari komponen ini untuk tempat menguras atau menglurkan oli mesin saat ingin diganti.

18. Pulley Mesin

Pully Engine

Pulley mesin memiliki fungsi sebagai media pemutar komponen lain yang bertugas sebagai pelengkap mesin mobil dengan menggunakan sebuah media sebuah driver belt.

19. Roda Gila / Flywheel

Flywheel
Roda Gila

Kemudian pada bagian blok silinder terdapat komponen bernama Flywheel. Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan energi yang dimiliki mesin ke bagian kopling mobil. Selain itu digunakan juga untuk menyimpan energi mesin agar putaran yang dihasilkan lebih stabil.

20. Rantai Keteng / Timing Chain Assembly

Rantai Keteng / Timing Chain Assembly

Komponen mesin mobil yang satu ini berfungsi untuk menghubungkan putaran engkol dengan putaran camshaft. Tujuannya agar membuat mekanisme katup bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

21. Timing Chain Cover

Timing Chain Cover

Selain itu pada bagian ini juga terdapat komponen bernama timing chain cover. Fungsi utamanya sebagai penutup timing chain assembly agar terhindar dari berbagai macam kotoran seperti debu atau yang lainnya.

II. Mekanisme Katup

Komponen Mekanisme Katup - Pada mesin 4 tak, ada empat langkah dalam satu siklus kerja mesin. Antara lain langkah hisap, langkah kompresi, angkah usaha, dan langkah buang. Saat langkah hisap dan buang, maka ada transfer materi (campuran udara dan bahan bakar) dari luar menuju dalam mesin atau sebaliknya. Materi berupa gas ini masuk melalui intake port yang diatur pembukaanya oleh sebuah katup. Oleh sebab itu pada mesin bensin atau diesel 4 langkah, minimal harus memiliki dua buah katup.

Kali ini kita akan belajar mengenal bagian bagian mekanisme katup dan fungsinya masing-masing pada mesin mobil.

Fungsi mekanisme katup

Katup pada mesin 4 tak bertugas layaknya sebuah pintu yang akan membuka dan menutup saluran udara. Namun pintu ini didesain agar tidak bocor walau berada pada tekanan kompressi yang tinggi. Mekanisme katup memiliki dua fungsi utama yaitu ;
  • Untuk membuka saluran intake agar udara dapat masuk ke dalam mesin saat langkah hisap.
  • Untuk membuka saluran exhaust agar gas sisa pembakaran dapat keluar dari mesin saat langkah buang.
Jenis mekanisme katup

Berdasarkan prinsip kerjanya, valve mechanism dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe OHV dan tipe OHC.

1. Overhead Valve (OHV)
Katup dengan tipe OHV memiliki camshaft yang terletak didalam blok silinder. untuk menggerakan rocker arm, diperlukan komponen khusus yang disebut push rod. Jenis ini menggunakan penggerak timing gear, sehingga tidak ada istilah rantai keteng yang molor.

2. Overhead Camshaft(OHC)
Untuk tipe OHC memiliki camshaft yang langsung terpasang pada kepala silinder, sehingga cam atau nok langsung menyentuh rocker arm tanpa bantuan push rod. Tipe ini juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu SOHC dan DOHC. Perbedaan kedua jenis ini terletak pada jumlah camshaft, SOHC memiliki satu  buah camshaft sementara DOHC memiliki dua buah camshaft.

Bagian bagian mekanisme katup

Apabila kita membongkar sebuah valve mechanism pada mesin, maka akan dijumpai puluhan komponen. Antara jenis OHV maupun OHC memiliki nama dan jumlah komponen yang berbeda, agar lebih lengkap kita bahas satu persatu.

1. Tipe OHV

Komponen mekanisme katup OHV

Ciri dari katup OHV adalah letak camshaft yang berada pada blok silinder. untuk memutar camshaft, ada tiga mekanisme yaitu timming gear, timming chain dan timming belt. Bagian bagian pada mekanisme OHV adalah sebagai berikut

a. Crankshaft sprocket gear
Crankshaft sprocket gear adalah sebuah roda gigi yang terletak diujung depan poros engkol. Fungsinya untuk memutar poros nok agar proses pembukaan katup bisa berjalan. Komponen ini menjadi awal dari power train sistem mekanisme katup, karena energi yang digunakan untuk melakukan pembukaan katup berasal dari putaran flywheel.

b. Camshaft sprocket gear
Camshaft sprocket gear juga merupakan roda gigi yang terletak pada ujung depan poros nok. Fungsinya untuk menerima energi putar dari crankshaft sprocket gear dan meneruskanya menuju poros nok. Jumlah roda gigi pada camshaft sprocket gear lebih banyak dari pada crankshaft. Perbandinganya, 2 ; 1 (2 gigi cam : 1 gigi crank). Tujuanya agar camshaft berputar satu kali saat satu siklus empat tak. Perlu diketahui prinsip motor empat tak yaitu menghasilkan energi putar dengan dua kali putaran engkol.

c. Timming belt/chain
Timming belt dan timming chain memiliki fungsi yang sama yaitu menghubungkan gigi sprocket antara crankshaft dan camshaft. Sehingga ketika poros engkol berputar, poros nok juga ikut berputar. Perbedaanya terletak pada bahan yang digunakan. Timming belt menggunakan sabuk karet seperti V-belt, sehingga lebih tenang namun kurang kuat. Sementara timming chain menggunakan bahan baja seperti rantai, sehingga lebih kuat namun lebih berisik.

d. Camshaft
Poros nok pada mekanisme OHV terletak didalam blok silinder. komponen ini berbentuk poros memanjang dan memiliki beberapa lobe atau tonjolan di sepanjang poros. Lobe ini berfungsi untuk menekan valve lifter agar katup dapat terbuka. Dalam mesin satu silinder, minimal memiliki dua buah lobe untuk mengatur pembukaan katup hisap dan katup buang. Penempatan sudut lobe juga tidak boleh sembarangan, karena akan berhubungan dengan timming pembukaan katup.

gambar mekanisme katup

Setiap lobe sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu base circle(1), ramps(2), dan nose(3). Jarak dari base circle menuju ujung nose akan mempengaruhi lamanya katup membuka. Selain itu sudut kemiringan ramps juga dapat menentukan waktu pembukaan katup.

e. Valve lifter
Valve lifter adalah komponen yang bertumpu pada setiap lobe. Fungsinya sebagai tumpuan bagi lobe untuk menekan push rod. Valve lifter terbuat dari bahan aluminium yang memiliki daya gesek kecil, hal ini dikarenakan valve lifter akan selalu menempel pada lobe saat camshaft berputar.

f. Push rod
Push rod atau batang pendorong digunakan untuk menyalurkan tekanan dari valve lifter menuju rocker arm. Komponen ini hanya berbentuk batang ringan yang terletak diatas valve lifter. Diujung atas push rod terdapat cekungan yang berfungsi menjaga posisi push rod agar tidak meleset ketika bekerja.

inilah komponen mekanisme katup sepeda motor dan fungsinya
g. Rocker arm
Rocker arm merupakan komponen yang bekerja untuk menekan katup saat mendapatkan dorongan dari push rod. Pada mekanisme OHV seluruh rocker arm terletak pada satu poros. Prisnip kerjanya seperti ayunan sederhana, dimana ketika bagian belakang rocker arm terangkat oleh dorongan push rod maka bagian depan rocker arm akan menekan katup. Komponen ini juga dilengkapi adjusting screw yang terletak tepat diujung push rod. Fungsinya untuk menyetting celah katup.

h. Valve
Valve atau katup menjadi pintu bagi saluran intake dan exhaust untuk mengalisrkan gas. Selain menjadi pintu, katup juga harus tahan terhadap tekanan tinggi agar tidak bocor saat langkah kompressi. Pada katup terdapat bagian bernama valve seat. Komponen ini akan mempengaruhi ketahanan katup terhadap kebocoran. Apabila sudut valve seat tidak sesuai dengan dudukan pada kepala silinder maka akan terjadi kebocoran. Diameter katup hisap umumnya lebih besar dibandingkan katup buang, hal ini bertujuan agar udara bersih dapat masuk dengan leluasa ketika langkah hisap.

i. Valve spring
Komponen ini juga berpengaruh terhadap kerapatan katup. Pegas pada katup bersifat keras karena pada posisi normal, pegas ini akan menahan katup agar tertutup rapat.

2. Tipe OHC

nama komponen mekanisme katup DOHC

Untuk tipe OHC juga memiliki dua macam yaitu DOHC (Double Overhead Camshaft) dan SOHC, kedua tipe ini dibedakan hanya dari jumlah camshaftnya. Agar lebih jelas simak komponen mekanisme katup OHC dibawah

a. Sprocket gear
Sama halnya dengan tipe OHV, gigi sprocket juga menjadi komponen penting pada mekanisme ini. Konfigurasi jumlah roda gigi juga dibuat sama dengan tipe OHV, hal ini karena kedua mekanisme ini memiliki prinsip yang sama.

b. Timming chain/belt
Jika pada mekanisme OHV akan kita temui sistem timming gear, Pada tipe OHC kita hanya akan menemui sistem timming belt dan timming chain. Sistem ini lebih efektif untuk menghubungkan gigi sprocket dengan camshaft yang terletak pada kepala silinder. timming chain pada katup OHC memiliki dimensi lebih panjang, oleh karena itu mekanisme ini memiliki beberapa komponen tambahan agar timming chain bisa bekerja efektif.

c. Tensioner
Tensioner adalah komponen tambahan untuk mendukung kinerja timming chain. Fungsi tensioner adalah untuk menarik timming chain agar selalu tegang. Tensioner memiliki dua macam yaitu tipe roller dan tipe hidrolik. Untuk tipe roller memanfaatkan pegas untuk menegangkan timming chain. Sementara tipe hidrolik memanfaatkan oli mesin untuk menegangkan timming chain. Namun tipe hidrolik ini memerlukan komponen tambahan berupa chain guide agar lebih maksimal.

d. Timming chain guide
Timming chain guide terhubung dengan tensioner hidrolik, fungsinya untuk menekan timming chain agar tegang. Tensioner hidrolik tidak secara langsung menekan timming chain, komponen ini memiliki piston yang akan menekan chain goide. Sementara chain guide yang berbentuk memanjang akan menekan timming chain secara langsung. Sehingga lebih stabil karena permukaan yang tertekan lebih luas.

e. Camshaft
Camshaft pada tipe katup OHC memiliki konstruksi yang sama seperti camshaft pada katup OHV. Komponen ini juga dilengkapi lobe disepanjang porosnya untuk menekan katup. Namun untuk tipe DOHC, memiliki dua macam poros yaitu intake camshaft dan exhaust camshaft.

f. Rocker arm
Rocker arm berfungsi untuk menekan katup ketika mendapatkan dorongan dari lobe. Meski memiliki fungsi sama, terdapat perbedaan konstruksi antara tipe OHV dan OHC. Pada tipe OHC rocker arm bersifat individu dengan kata lain tidak terletak satu poros. Selain itu karena camshaft terletak diatas rocker arm, maka tidak diperlukan valve lifter dan push rod. Sebagai tumpuan lobe, rocker arm dilengkapi dengan roller yang akan berputar ketika camshaft berputar. Hal ini bertujuan agar tidak ada gesekan antara lobe dengan rocker arm. Selain itu rocker arm ini biasanya sudah berteknologi HLA (Hydrolic Lash Adjuster). Teknologi ini akan melakukan penyetelan celah katup secara otomatis.

g. Valve and spring
Komponen ini juga memiliki konstruksi dan fungsi yang sama seperti mekanisme katup OHV.

III. Perawatan Berkala Mesin

A. Penyetelan Celah Katup

Penyetelan celah katup mesin bertujuan untuk melakukan standarisasi sudut pembukaan katup agar proses pemasukan serta pembuangan gas dari dan ke luar ruang bakar  bisa berjalan secara ideal. Ini akan membuat pembakaran mesin lebih optimal sehingga mesin bisa tetap efisien.

Prosedur penyetelan katup memang mudah dilakukan dengan catatan anda mengerti bagaimana mekanismenya. Oleh sebab itu, sebelum anda membongkar bagian tutup kepala silinder anda perlu memahami mekanisme penyetelan katup.

Mekanisme penyetelan katup

Pada dasarnya, penyetelan celah katup itu dilakukan untuk mengatur celah bebas antara poros nok sebagai pemberi tekanan dan katup itu sendiri sebagai komponen yang ditekan. Namun, karena ada beberapa jenis mekanisme katup maka posisi celah katup tidak meski ada diantara poros nok dan katup. Celah bebas maksudnya gap atau jarak saat nok tidak menekan katup.

Pada mekanisme OHV posisi celah ada diantara ujung rocker arm dan katup, sementara pada mekanisme OHC rocker arm menempel dengan katup sehingga celah katup ada diantara poros nok dan rocker arm.

Meskipun ada perbedaan letak celah katup keduanya memiliki teknik penyetelan yang sama.

Prosedur Penyetelan Celah Katup Mesin

Tujuan utama proses penyetelan katup, adalah untuk menormalkan interval pembukaan katup. Celah katup menjadi salah satu faktor luar yang mempengaruhi interval pembukaan katup. Apabila celah katup terlalu besar, maka interval buka katup akan lebih lama namun waktu pembukaan katupnya lebih singkat.

Efek celah katup yang terlalu lebar, antara lain sebagai berikut ;
  • Suara mesin lebih berisik karena ketukan antara rocker arm dengan ujung katup.
  • Waktu pembukaan katup lebih pendek sehingga material (udara & bahan bakar) masuk ke ruang bakar menjadi lebih terbatas, hasilnya performa mesin turun.
Diartikel ini akan kita jelaskan bagaimana cara menyetel celah katup pada mesin 4 silinder secara simpel agar mudah dipahami.

1. Buka cover kepala silinder


img by tercelreference.com

Untuk mengakses mekanisme katup mesin, kita perlu membuka head cover. Biasanya menggunakan kunci T 10.

2. Posisikan mesin pada TOP 1

Posisi TOP 1 artinya piston pada silinder 1 ada pada TMA (titik mati atas) saat akhir langkah kompresi. Mengapa harus TOP 1 ? ini untuk memudahkan penyetelan nanti anda akan temukan jawabannya dibawah.

Untuk memposisikannya, anda perlu menemukan indikator TOP mesin, biasanya indikator ini ada pada poros engkol. Cara memposisikannya, putar pulley poros engkol menggunakan kunci ring (searah jarum jam) hingga tanda pada poros engkol sejajar dengan tanda yang ada pada blok mesin.


Lalu perhatikan katup pada silinder 1 (silinder 1 adalah silinder yang terletak paling depan/dekat dengan pulley mesin). Kalau katup di silinder 1 tertekan, maka itu bukan TOP 1 melainkan TOP 4. Anda harus memutar pulley poros engkol satu putaran lagi hingga tanda TOP kembali sejajar. Setelah itu, pasti katup pada silinder 1 sudah terbebas (tidak tertekan) ini artinya TOP 1.

3. Lakukan penyetelan celah katup pada silinder 1

Caranya, masukan feeler gauge ketebalan 2 mm kedalam celah katup intake lalu gerakan feeler gauge maju mundur. Kalau terasa sangat enteng, maka celah katup terlalu renggang dan sebaliknya kalau feeler tidak muat artinya celah katup terlalu rapat.

Lakukan penyetelan celah dengan cara seperti ini, pada adjuster (mur penyetel) terdapat sebuah mur dan sekrup. Fungsi sekrup adalah untuk mengatur besar kecil celah katup sementara mur berperan untuk mengunci sekrup agar tidak berputar saat selesai penyetelan. Sehingga caranya kurang lebih seperti ini ;

Pada mekanisme OHV

  • Kendorkan mur pada adjuster menggunakan kunci ring 12 (cukup mengendorkan hingga ¼ - ½ putaran yang terpenting sekrup bisa diputar).
  • Lalu putar sekrup pada adjuster menggunakan obeng searah jarum jam untuk mengecilkan celah dan sebaliknya untuk merenggangkan celah.
  • Setel celah hingga feeler terasa agak seret saat digerakan maju mundur (jangan sampai feeler macet/tidak bergerak).
  • Kalau anda rasa sudah cukup, lalu tahan sekrup adjuster menggunakan obeng sambil mengencangkan mur adjuster menggunakan kunci ring. Dalam langkah ini, anda harus benar-benar menahan sekrup agar tidak berputar saat mengencangkan mur karena kalau berputar sedikit saja bisa menimbulkan penyetelan celah yang tidak akurat.
Lalu bagaimana dengan mekanisme OHC ?

Secara umum sama saja, tapi karena lokasi celahnya ada diantara poros nok dan rocker arm maka ada sedikit perbedaan. Anda bisa melihat detailnya pada gambar berikut, proses penyetelannya sama saja dengan memutar bagian adjuster hingga feeler gauge terasa agak seret.

Itu untuk INTAKE Valve, untuk exhaust valve anda pakai feeler gauge ketebalan 0,3 mm. mengapa lebih besar ? kita tahu kalau katup buang itu terhubung langsung ke gas buang yang suhunya bisa mendidihkan air dengan cepat. Dengan kata lain, laju pemuaian katup buang lebih cepat dibandingkan katup hisap sehingga celahnya pun harus dibuat lebih besar.

4. Lakukan penyetelan pada silinder lainnya

Masih pada posisi TOP 1, ada 4 katup yang bisa disetel karena tidak tertekan oleh poros nok. Apa saja ? anda bisa lihat gambar dibawah supaya lebih jelas. (katup yang disetel ditandai lingkaran putih).

5. Putar pulley satu putaran

Tujuannya, untuk mengganti posisi dari TOP 1 ke TOP 4. TOP 4 sendiri adalah posisi dimana piston pada silinder 4 ada pada TMA pada akhir langkah kompresi, sementara piston pada silinder 1 juga ada pada TMA namun bukan pada akhir langkah kompersi melainkan akhir langkah buang.

Pada posisi ini, anda bisa menyetel katup-katup yang sebelumnya belum disetel karena tidak terbebas. Agar lebih jelas anda bisa lihat ilustrasi berikut.


6. Pasang cover kepala silinder dan jangan lupa merapikan alat dan benda kerja

Setelah semua beres, anda bisa melakukan test drive engine apakah menunjukan hasil lebih baik atau justru sebaliknya.

Lalu berapa interval penyetelan katup ?

Idealnya penyetelan celah katup ini dilakukan saat proses tune up mesin. Tapi bagi anda yang memiliki mobil keluaran terbaru, rasanya tidak perlu lagi repot-repot memikirkan penyetelan celah katup karena celah katup sudah diset otomatis menggunakan sistem HLA (Hydraulic lash adjuster) apa itu ? yakni mekanisme penyetelan katup menggunakan tekanan oli.

Bagaimana Untuk Mesin Silinder Tunggal ?

Langkah diatas memang dilakukan pada mesin dengan konfigurasi inline 4 cylinder. Sementara untuk mesin konfigurasi mono cylinder seperti pada mesin sepeda motor, harusnya lebih mudah. Karena hanya ada satu silinder sehingga anda hanya perlu menyetel celah in atau ex secara bergantian.

Caranya pun sama saja, anda posisikan piston pada TOP 1 kemudian karena hanya ada satu silinder langsung saja stel celah kedua katup baik katup in atau ex.

Tetapi mungkin teknik penyetelannya tidak semua jenis motor sama, pada beberapa motor dengan konfigurasi OHC, menggunakan sistem shim. Shim sendiri, merupakan sebuah lempengan dengan ketebalan tertentu. Lempengan ini terletak diantara batang katup dengan valve lifter.


Jadi teknik menyetelnya kalau celah terlalu besar, maka ganti shim dengan yang lebih tebal.

B. Penyetelan Timing Belt

Penyetelan timing belt dilakukan untuk menjaga kinerja dari timing belt agar tetap optimal. Untuk melakukan penyetelan timing belt agar lebih tepat maka dilakukan dengan berpedoman pada buku manual kendaraan.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tata cara penyetelan timing belt yang pada umumnya dilakukan pada kendaraan .

Alat dan bahan yang diperlukan :
Alat :
  • Tool box 1 set
  • Kunci socket 1 set

Bahan :
  • Kendaraan atau stand mesin

Langkah penyetelan :
  1. Tentukan arah putaran mesin terlebih dahulu dengan cara lakukan langkah starter untuk mengetahu arah putaran mesin. Arah putaran mesin pada umumnya searah dengan putaran jarum jam bila dilihat dari depan mesin, namun ada juga beberapa mesin yang arah putarannya berlawanan dengan arah jarum jam.
  2. Cari lubang pemeriksaan timing belt pada rumah atau cover timing belt. Jika tidak terdapat lubang pemeriksaan timing belt maka rumah atau cover timing belt harus dibuka.
  3. Periksa keadaan kondisi gerigi pada timing belt dari kemungkinan retak. Selain itu, periksa juga dari kemungkinan terjadi kebocoran oli yang masuk ke bagian timing belt, karena oli tidak boleh masuk ke ruang timing belt.
  4. Kendorkan baut-baut pengikat stasioner sampai rol penekan timing belt dapat bergerak. Stasioner akan menekan timing belt secara otomatis karena pegas yang terdapat di dalam stasioner.
  5. Putarkan poros engkol satu putaran menggunakan kunci. Jangan memutar poros engkol berlawanan dengan putaran mesinnya karena akan berakibat timing belt dapat melompat sehingga terjadi kesalahan timing.
  6. Kencangkan kembali baut pengikat stasioner.

Perhatian :
  1. Beberapa kendaraan dilengkapi dengan rol penyetel timing belt tanpa pegas atau roda pompa air yang berfungsi sebagai rol penekan. Untuk penyetelan tipe ini maka digunakan alat khusus untuk dapat menyetel kekencangan atau ketegangan timing belt agar sesuai dengan spesifikasinya.
  2. Jangan pernah membengkokkan timing belt atau memberi pelumas pada timing belt karena akan merusak timing belt tersebut.
  3. Penggantian sabuk timing belt dilakukan pada jarak tempuh sekitar 80.000 km sampai 120.000 km, untuk lebih jelasnya perhatikan waktu penggantian timing belt pada buku manual kendaraan tersebut.
  4. Penyetelan sabuk timing belt yang kendur akan berakibat gigi-gigi timing belt dapat melompat sehingga akan terjadi kesalahan timing bukaan katup-katup serta akan menimbulkan suara mendengung pada bagian timing belt. Sedangkan apabila penyetelan timing belt terlalu kencang akan berakibat timing belt akan cepat putus.

C. Pengukuran Tekanan Kompressi

Perhatian!!! 
Lakukan pekerjaan servis mesin pada tempat kerja yang memiliki ventilasi yang baik jangan melakukan servis mesin pada tempat yang tidak memiliki ventilasi yang baik, mengingat jika mesin dihidupkan maka akan menghasilkan gas buang, dimana gas buang tersebut sangat berbahaya jika terhirup sehingga gas buang harus disalurkan ke luar ruangan.

Prosedur Tes Tekanan Kompresi :
  1. Panaskan mesin sampai pada temperatur kerja pengoperasiannya.
  2. Setelah mesin telah mencapai temperatur kerja kemudian matikan mesin.
  3. Setelah itu lepaskan kop busi lalu lepaskan busi.
  4. Pasangkan pengukur tekanan kompresi (compression gauge) kedalam lubang busi.
  5. Buka katup gas penuh (tarik gas secara maksimal).
  6. Engkol mesin dengan menggunakan kick starter atau juga dapat menggunakan starter elektrik.
  7. Lakukan starter sampai jarum pada alat pengukur tekanan kompresi menunjukkan simpangan terjauh (paling tinggi dan stabil). Spesifikasi tekanan kompresi adalah 12,5 kg/cm2 pada 600 rpm
Jika tekanan kompresi kurang dari spesifikasi atau tekanan kompresinya rendah, maka dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
  • Gasket pada kepala silinder rusak atau bocor.
  • Penyetelan celah klep kurang tepat.
  • Klep yang aus sehingga menyebabkan kebocoran tekanan kompresi.
  • Ring piston rusak atau aus  sehingga menyebabkan kebocoran tekanan kompresi.
  • Silinder tergores atau aus sehingga menyebabkan kebocoran tekanan kompresi.
Untuk memastikan kebocoran tekanan kompresi apakah terjadi pada bagian silinder dan ring pistonnya atau bagian mekanisme katupnya maka dapat dilakukan dengan cara meneteskan oli pelumas beberapa tetes ke dalam lubang busi kemudian cek kembali tekanan kompresi mesinnya. Bila tekanan kompresi naik maka kebocoran terjadi pada bagian silinder dan ring pistonnya, tetapi bila tekanan kompresinya tidak naik atau sama maka kebocoran kompresi terjadi pada mekanisme katupnya.

Sedangkan jika tekanan kompresi melebihi dari spesifikasi atau tekanan kompresinya terlalu tinggi, maka dapat disebabkan karena adanya kemungkinan kerak-kerak karbon yang berlebihan yang berada di ruang bakar atau berada di kepala piston

D. Perawatan Sistem Gas Buang

Rencana uji emisi yang akan diperketat, menjadi momok tersendiri bagi sebagian pemilik mobil. Namun sepatutnya Anda tak perlu khawatir tentang pemberlakukan uji emisi, selama Anda perhatian lima hal berikut ini.

Gubernur DKI berencana akan memperketat penerapan uji emisi kendaraan bermotor mulai 2020 mendatang. Uji emisi nantinya wajib dilakukan minimal enam bulan sekali. Bahkan di beberapa kesempatan, Gubernur DKI, Anies Baswedan juga mempertimbangkan opsi uji emisi akan wajib dilakukan setiap bulannya. Uji emisi berlaku untuk setiap kendaraan, baik kendaraan pribadi, umum dan roda dua. Hal tersebut ditempuh sebagai salah satu kiat pemprov DKI dalam menekan tingkat polusi di Jakarta yang kian mengkhawatirkan.

Pemprov DKI juga telah menyiapkan sangsi bagi pemilik kendaraan yang tak lolos uji emisi. Salah satunya dengan memberlakukan tarif parkir lebih mahal bagi mobil yang dianggap memiliki emisi gas buang yang melebihi ambang batas. Bagi pemilik mobil, jangan khawatir kendaraan Anda akan tidak lolos uji emisi, Cintamobil.com akan memberikan panduan agar mobil Anda tetap ramah dan terkontrol emisi gas buangnya. Berikut 5 hal yang perlu Anda perhatikan.

1. Perawatan berkala

Perawatan berkala tak sekedar mengganti oli secara teratur, namun juga lakukan tune-up, untuk mengembalikan performa mesin ke dalam kondisi optimalnya. “Selain itu, dengan tune up juga kita cek semua kerja komponen mesin, mulai dari busi, saringan udara hingga kondisi sensor. Jika kotor kita bersihkan dan jika sudah waktunya ganti akan kita informasikan. Tujuannya agar performa mesin lebih optimal, efisien dan emisi gas buang pun bisa terkontrol,” ujar Yusuf, mekanik Astrido Toyota Pondok Gede. 

2. Untuk mobil berusia lebih dari 5 tahun, lakukan carbon clean

Carbon clean merupakan cara untuk merontokkan timbunan karbon yang dihasilkan lewat sisa pembakaran yang menempel pada kepala silinder dan ruang bakar mesin. Seiring pemakaian, timbunan karbon akan menebal pada kepala silinder, dan membuat kompresi mesin pun meningkat sehingga menyebabkan detonasi alias ngelitik. Efeknya, selain performa mesin terganggu, emisi pun akan meningkat. Anda bisa lakukan carbon clean di bengkel langganan atau lakukan sendiri di rumah dengan menggunakan cairan carbon cleaner yang banyak tersedia di pasaran. Jasa carbon clean sendiri umumnya berkisar Rp 350 ribuan. Idealnya, lakukan carbon clean sekali dalam setahun.

3. Bagi pengguna mesin diesel, cek kondisi injektor

Mesin diesel baik yang konvensional ataupun sudah menganut teknologi common-rail, sangat disarankan untuk melakukan pengecekan kondisi injektor. Alat yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi ke ruang bakar ini sangat rentan tersumbat oleh kotoran atau sulfur yang terbawa dari solar. Jika sudah mulai tersumbat, maka injektor tak lagi mampu menyemprotkan bahan bakar secara optimal. Efeknya, performa mesin menurun, boros bahan bakar, timbulnya asap hitam pekat dan tentunya membuat emisi gas buang akan melonjak. Ada beberapa cara untuk bersihkan injektor, mulai dari menggunakan cairan injektor cleaner, lewat cara purging hingga bantuan alat ultrasonik. Penanganan akan bervariasi tergantung kondisi injektor Anda setelah dilakukan pengecekan. 

4. Lakukan pengecekan pada knalpot

Sebagai saluran pembuangan akhir, knalpot sangat menentukan performa mesin, efisiensi dan kadar emisi gas buang. Seiring pemakaian, knalpot rentan mengalami keropos dan bocor. Jika sudah bocor, maka tekanan pada sirkulasi gas buang yang berkurang akan mengganggu kerja mesin dan meyebabkan menurunnya performa, boros dan emisi gas buang yang meningkat. Cek kembali kondisi knalpot Anda, jika ada kebocoran, segera lakukan perbaikan. Oiya, jangan lupa juga untuk mengecek kondisi catalytic converter sebagai penyaring gas berbahaya yang letaknya ada di downpipe atau pipa knalpot. Catalytic converter yang tersumbat juga akan membuat performa mesin menurun, boros BBM dan emisi yang melonjak. Harga satu set catalytic converter memang mahal, rata-rata di atas Rp 3 jutaan. Namun harga tersebut sangat sepadan untuk mendapatkan performa mesin dan konsumsi BBM yang kembali optimal dan emisi gas buang yang terjaga.

5. Penggemar mobil retro? Cek kembali kondisi karburator dan pengapiannya

Umumnya mobil retro atau buatan sebelum tahun ’90-an, masih menggunakan sistem pasokan bahan bakar karburator. Agar mobil retro kesayangan Anda tersebut lolos uji emisi, cek kembali kondisi karburatornya, terlebih pada bagian spuyer dan throttle valve-nya. Setelah itu, lakukan settingan yang pas, agar tak hanya lolos uji emisi, namun juga memberikan performa dan efisiensi BBM yang optimal. jangan lupa cek kondisi komponen pengapian seperti platina, CDI dan kondensornya.

Daftar Pustaka
  • https://www.otoflik.com/komponen-mesin-mobil/
  • https://cintamobil.com/perawatan-dan-service/lakukan-5-hal-ini-agar-emisi-gas-buang-mobil-anda-tetap-terjaga-aid5712
  • https://www.teknik-otomotif.com/2017/03/prosedur-pengujian-tekanan-kompresi.html
  • https://www.bisaotomotif.com/fungsi-dan-bagian-mekanisme-katup/
  • https://www.bisaotomotif.com/nama-komponen-komponen-mesin-mobil-fungsi-dan-gambarnya/#2_Kepala_Silinder_Cylinder_Head
Demikian modul Menerapkan Cara Perawatan Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup pada mata pelajaran PMKR Kelas XI TKRO kali ini. Semoga bisa membantu sobat semua.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar