Skip to main content

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw [penerapan]

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw [penerapan]
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw - Diera yang semakin canggih saat ini, Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw masih memberi kontribusi positif dalam pembelajaran. Cooperative learning khususnya tipe jigsaw membuat pembelajaran menjadi kolaboratif. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok kecil dan setiap kelompok bertugas untuk menguasai materi pelajaran yang telah ditentukan.
Model pembelajaran tipe Jigsaw memiliki multistruktur kerjasama belajar, jigsaw ini mewajibkan siswa untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar, paling tidak prestasi baik. Meskipun siswa memiliki kelompok masing-masing, bukan berarti siswa hanya memikirkan prestasi kelompoknya.

Guru sudah menyediakan lembar evaluasi atau penilaian pada pembelajaran tipe jigsaw, lembar evaluasi ini berisi soal yang disusun guru dari materi yang sedang digunakan pada pembelajaran tipe jigsaw. Biasanya komposisi soal ini adil dari setiap topik atau materi pembelajaran, contohnya masing-masing topik menghasilkan 5 soal. Jika ada 4 topik yang akan dibahas, diperlukan 4 kelompok belajar, dan soal yang dihasilkan menjadi 20 butir (4 topik x 5 soal).

Dengan alasan ini, bahwa setiap materi atau topik pembelajaran tipe jigsaw itu penting dan menentukan keberhasilan. Semua topik-topik atau materi pembelajaran ini harus dapat dikuasai oleh semua siswa. Tidak memandang kelompok, semua siswa harus mencapai nilai terbaik. Nilai semua individu dalam tiap kelompok akan diakumulasikan, kelompok yang memperoleh poin atau nilai terbanyak akan menjadi pemenang.

Pengertian Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, berikut ini kami paparkan pendapat beberapa ahli dibidang pendidikan. Pendapat ini dikutip dari buku karangan masing-masing ahli tersebut dibawah ini.
  1. Zaini (2008, hal.56) menjelaskan bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
  2. Sudrajat (2010, hal.5) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
  3. Sudrajat (2008, hal.1) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengertian diatas kita dapat simpulkan bahwa pembelajaran koperatif tipe jigsaw membuktuhkan interaksi, melalui interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif jigsaw memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

Fungsi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam bukunya Nurhadi (2004, hal.112) menyatakan bahwa metode jigsaw berfungsi:
  1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam pembelajaran yang ingin dicapai disampaikan pada siswa sekaligus memotivasi siswa untuk belajar.
  2. Menyajikan informasi, informasi yang ingin disampaiakan dapat disajikan kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan.
  3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok.
Berdasarkan pendapat diatas diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari metode jigsaw untuk memotifasi siswa untuk belajar, menyajikan informasi melalui demontrasi, dan mengoragnisasikan siswa dalam kelompok-kelompok.

Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Komponen pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Wina Sanjaya (2010, hal.52-56) menyebutkan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran yaitu:
  1. Guru, yang merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.
  2. Siswa, merupakan organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya yang dipengaruhi pengalaman formative siswa dan karakteristik siswa.
  3. Sarana dan prasana, misalnya media pembelajaran, perlengkapan sekolah, jalan menuju sekolah, kamar kecil dan lain-lain.
  4. Faktor Lingkungan, yang terdiri dari organisasi kelas dan iklim sosialpsikologis.

Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Kelompok Ahli  adalah kelompok yang  memiliki satu anggota dari kelompok asa.  Gambar 1.  Adalah ilustrasi kelompok jigsaw.  Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka. Setelah pembahasan selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula ( asal ) dan berusaha mengajarkan pada anggota kelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, peserta diklat diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe jigsaw  adalah interdependensi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw [penerapan]

Kerangka Model pembelajaran tipe Jigsaw

  1. Tahap Pendahuluan
    1. Review, apersepsi, motivasi
    2. Menjelaskan pada peserta diklat tentang model pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya.
    3. Pembentukan kelompok
    4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 peserta diklat dengan kemampuan yang heterogen
    5. Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok
  2. Tahap Penguasaan
    1. Peserta diklat dengan materi /soal sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha manguasai materi sesuai dengan soal yang diterima.
    2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya
  3. Tahap Penularan
    1. Setiap peserta diklat kembali ke kelompok asalnya
    2. Tiap peserta diklat dalam kelompok saling menularkan dan menerima
    3. materi dari peserta diklat lain
    4. Terjadi diskusi antar peserta diklat dalam kelompok asal
    5. Dari diskusi, peserta diklat memperoleh jawaban soal
  4. Penutup
    1. Guru bersama peserta diklat membahas soal
    2. Kuis/Evaluasi
Tahap terakhir dari setiap siklus pembelajaran tipe jigsaw adalah evaluasi. Kegiatasn evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan, menghubungkan, membantu. ( Suharsimi Arikunto, 2002:138). Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan dengan tes atau kuis tentang bahan pembelajaran. Dalam banyak hal, butir-butir tes pada kuis ini harus merupakan satu jenis tes obyektif paper and pencil, sehingga butir-butir itu dapat diskor di kelas atau segera setelah tes diberikan. Cara menentukan skor individual menurut Slavin(dalam Pembelajaran Kooperatif, 2001:56)

Disusun dari berbagai sumber :
  • https://p4tkboe.kemdikbud.go.id/p4tkboe/index.php?option=com_content&view=article&id=79&catid=8&Itemid=101
  • https://media.neliti.com/media/publications/293668-pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-4c298905.pdf
  • http://repository.unpas.ac.id/15664/5/Bismillah%20BAB%20II-sistematika%20baru.pdf
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar